Rabu, 16 September 2009

Vitamin C Cegah Penyakit Asam Urat


Vitamin C ternyata tak hanya penting untuk menjaga stamina tubuh. Penelitian terbaru membuktikan para pria dengan tingkat asupan vitamin C lebih tinggi memiliki risiko lebih rendah terserang penyakit asam urat atau gout dibanding yang kurang mengkonsumsi vitamin ini. Gout adalah salah satu bentuk penyakit artritis yang terjadi dari asam urat yang mengumpul dan menyebabkan radang sendi, demikian hasil penelitian para ahli Senin kemarin.


“Asupan vitamin C mungkin bisa menjadi pilihan berguna untuk mencegah asam urat, “ kata Dr. Hyon Choi mewakili para koleganya di University of British Columbia di Vancouver di laporan tertulisnya dalam Archives of Internal Medicine. Pengidap asam urat umumnya dalah pria berusia 40 tahun keatas, meski dalam beberapa kasus juga menyerang perempuan.


Gout bisa mengakibatkan kerusakan sendi permanen. Berbagai perilaku yang dihubungkan dengan penyakit ini diantaranya kecanduan alkohol, obesitas, tekanan darah tinggi, dan terlalu banyak konsumsi daging dan keju. Dalam pengamatan terhadap 47 ribu orang pria Amerika Serikat dari tahun 1986 sampai 2006, terbukti tiap 500 miligram pertambahan vitamin C tiap hari, menghasilkan 17 persen penurunan risiko gout.


Satu butir jeruk memiliki 70 miligram vitamin C. Konsentrasi yang paling banyak ada pada suplemen vitamin C dalam bentuk pil. Dantara para pria yang diteliti yang mengkonsumsi 1500 mg suplemen vitamin C tiap hari, risiko goutnya lebih rendah hingga 45 persen, dibanding yang mengkonsumsi kurang dari 250 miligram sehari. (Reuters)

- 10 Maret 2009


Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/03/10/brk,20090310-163932,id.html

17 September 2009

Sumber Gambar:

http://www.becomehealthynow.com/glossary/images/vitc_bh.jpg

Kurang Vitamin C Bisa Ompong?

Kata periodontal berarti "sekitar gigi". Karena itu, penyakit periodontal berarti penyakit pada jaringan di sekitar gigi, yaitu infeksi bakteri yang mengenai gusi dan tulang yang menyokong gigi.

Penyakit ini dapat menjadi serius jika tidak ditangani, bahkan dapat menyebabkan tanggalnya gigi.

Penyakit periodontal berhubungan dengan usia. Anak-anak cenderung bebas dari penyakit ini walaupun terdapat plak gigi, namun selama pubertas terdapat peningkatan kerentanan terhadap penyakit ini. Hal ini terbukti lewat fakta lebih dari 65 persen remaja Amerika yang menderita penyakit ini. Demikian pula lebih dari 65 persen dewasa Amerika memiliki kantung gusi akibat penyakit ini.

Penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri yang berada di dalam plak. Namun, terdapat faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya, antara lain: merokok, genetik, kehamilan dan pubertas, stres, konsumsi obat-obatan (contohnya: steroid, kontrasepsi oral, obat epilepsi, dan obat-obat jantung tertentu), memakai kawat gigi, kencing manis, gizi buruk, serta penyakit yang mengganggu sistem kekebalan tubuh (contohnya AIDS).

Ada banyak bentuk penyakit periodontal. Jenis yang paling sering adalah gingivitis. Pada gingivitis, warna gusi menjadi merah, bengkak, sakit dan mudah berdarah. Terkadang terjadi bau napas tidak sedap serta rasa pahit di mulut. Gingivitis ini mulanya disebabkan oleh plak pada gigi. Gingivitis dapat sembuh sempurna dengan penanganan profesional serta perawatan gigi dan mulut yang baik, namun jika tidak ditangani dapat berlanjut menjadi periodontitis.

Pada periodontitis, plak telah menyebar ke bagian dalam gusi sehingga terjadi peradangan yang mengakibatkan hilangnya perlekatan gigi dan gusi. Hal ini yang menyebabkan terbentuknya kantung gusi.

Kantung gusi ini mempermudah terjadinya infeksi kuman dan lama-kelamaan dapat terbentuk nanah di dalamnya. Kantung ini dapat menjadi semakin dalam dan menyebabkan kerusakan tulang gigi yang kemudian akan menyebabkan gigi goyah dan tanggal. Penderita periodontitis biasanya merasa giginya menjadi lebih sensitif ketika makan makanan panas atau dingin.

Penyakit periodontal ini dapat dicegah dengan cara menjaga kesehatan mulut, yaitu menggosok gigi minimal 2 kali sehari, mengganti sikat gigi dengan yang baru setiap 3 bulan, menggunakan pasta gigi yang menggunakan fluoride, menggunakan dental floss untuk membersihkan plak, menggunakan obat kumur, mengonsumsi makanan secara seimbang dan menghindari makan terlalu manis.

Jika telah terjadi penyakit ini, sebaiknya dilakukan perawatan oleh profesional. Terapi yang akan dilakukan oleh dokter gigi dapat berupa terapi nonbedah ataupun bedah.

Terapi nonbedah dilakukan jika kerusakan yang terjadi belum parah, yaitu dapat dilakukan dengan scaling (pembersihan karang gigi), pemberian antibiotik, pemberian obat kumur, dan anjuran untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Terapi bedah dilakukan jika kerusakan sudah parah dan tidak bisa ditangani dengan cara nonbedah.

Prosedur bedah yang biasa dilakukan antara lain reduksi kantung gigi (pocket reduction procedure), pemanjangan mahkota (crown lengthening), soft tissue grafts, gingival grafts, prosedur flap gingival, gingivectomy, serta Guided Tissue Regeneration/Bone Augmentation. Jika penderita telah kehilangan giginya akibat penyakit periodontal, maka dapat diterapi dengan implan gigi (dental implants).

Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang normal. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyintesis vitamin C, karena itu diperlukan asupan dari luar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Vitamin C banyak ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, anggur, lemon, pepaya, dan stroberi. Sayuran yang juga mengandung vitamin C antara lain tomat, brokoli, paprika hijau dan merah, selada, dan sayuran hijau lainnya.

Vitamin C dibutuhkan untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh, antara lain, membentuk dan menjaga integritas kolagen yang merupakan pembentuk struktur jaringan tubuh (kulit, tulang, gigi, pembuluh darah, tulang rawan, dan otot). Selain itu, vitamin C memiliki fungsi antioksidan, yaitu melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas. Vitamin C juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu dengan menstimulasi produksi sel darah putih serta mendorong produksi antibodi dan interferon yang memberikan perlindungan terhadap virus dan sel kanker.

Selain itu, vitamin C juga berkontribusi terhadap pertahanan tubuh dengan fungsinya sebagai pembentuk kolagen yang merupakan penyusun kulit pada permukaan tubuh. Kulit ini berperan sebagai pertahanan pertama terhadap invasi benda asing. Vitamin C juga memiliki peran penting pada berbagai fungsi biokimia lainnya, yaitu pembentukan asam amino karnitin dan katekolamin, serta membantu tubuh untuk menyerap zat besi dan memecah histamin yang merupakan komponen radang pada reaksi alergi.

Selama beberapa tahun, terdapat kontroversi akan keamanan vitamin C. Namun, kebanyakan pendapat ini tidak berdasar.

Hatchcock J dalam Safety of Vitamin and Mineral Supplements menyatakan bahwa vitamin C memiliki kadar toksisitas yang rendah karena, bila tidak, tentu sudah banyak terjadi intoksikasi. Walaupun konsumsi yang berlebih mungkin menyebabkan efek samping pada beberapa individu, beberapa laporan dalam penelitian yang luas menunjukkan efek samping yang sangat kecil.

Vitamin C dan periodontal

Vitamin C sejak lama dipercaya dapat mencegah penyakit scurvy. Dalam hal ini, kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit scurvy. Akan tetapi, kekurangan vitamin C tidak secara langsung menyebabkan penyakit periodontal. Hanya saja konsumsi vitamin C yang cukup dapat mengurangi risiko terkena dan membantu penyembuhan penyakit ini.

Kurangnya konsumsi vitamin C berhubungan dengan gangguan pembentukan kolagen, padahal kolagen penting untuk memelihara integritas elemen penempelan gigi dan gusi. Selain itu, kolagen juga berperan sebagai pertahanan terhadap toksin bakteri dalam plak gigi sehingga tidak masuk ke pembuluh darah dalam gusi.

Suatu studi in vitro mengungkapkan bahwa kalsium askorbat yang mengandung metabolit vitamin C meningkatkan produksi protein kolagen hingga 85 persen dan turut meningkatkan mineralisasi jaringan.

Penelitian oleh Pussinen PJ dkk (2003) menemukan adanya pengaruh kadar vitamin C dalam darah terhadap tingginya kadar antibodi terhadap bakteri penyebab tersering periodontitis, yaitu Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin C penting dalam memacu sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri, yaitu dengan membentuk antibodi.

Selain membentuk antibodi, vitamin C juga dapat merangsang pembentukan sel darah putih dan memiliki sifat kemotaktik, yaitu memanggil sel-sel darah putih ke daerah radang untuk melawan kuman yang masuk. Vitamin C juga akan menimbulkan lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan P gingivalis. Dengan demikian, jika kadar vitamin C rendah maka kolonisasi P gingivalis akan meningkat sehingga penyembuhan jaringan periodontal terhambat.

Pada studi lainnya pada komunitas lanjut usia di Jepang tahun 2005 didapatkan hasil konsentrasi vitamin C serum berhubungan terbalik dengan hilangnya perlekatan gigi dengan gusi. Didapatkan kejadian kehilangan perlekatan ini lebih besar empat persen pada subyek dengan kadar vitamin C serum yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan kadar vitamin C serum memiliki hubungan dengan kejadian periodontitis pada populasi usia lanjut.

Pada sebuah studi lainnya di Jerman tahun 2005, kadar vitamin C darah pada penderita periodontitis kronik lebih rendah dibandingkan individu yang sehat. Kadar yang paling rendah ditemukan pada penderita yang juga merokok. Studi ini juga mengungkapkan terjadinya peningkatan kadar serum vitamin C dan perbaikan gejala pada penderita periodontitis kronik setelah mengonsumsi grapefruit yang mengandung vitamin C kadar tinggi selama dua minggu.

Hubungan vitamin C dengan kelainan periodontal juga ditemukan pada survei besar pada tahun 2000 yang melibatkan 12.419 subyek. Didapatkan hubungan antara rendahnya konsumsi vitamin C dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit periodontal.

Orang yang mengonsumsi 100-179 mg vitamin C per hari memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit periodontal daripada orang yang mengonsumsi hanya 0-29 mg vitamin C per hari. Namun, tidak terdapat penurunan risiko lebih lanjut jika dosis vitamin C yang dikonsumsi lebih dari 180 mg per hari.

Dari berbagai penelitian di atas disimpulkan bahwa kurangnya konsumsi vitamin C dapat meningkatkan risiko penyakit periodontal, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tanggalnya gigi. Karena itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi vitamin C dalam kadar yang cukup. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. ****



Sumber :

Risha Ayuningtyas, Rinadewi A, Rony Mario, dan Rossy Agus M Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kompas.com, dalam :

http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=513&Itemid=1

17 September 2009

Vitamin B Atasi Masalah Pencernaan

ANDA sering diare dan berat badan terus berkurang? Segeralah periksa ke dokter. Mungkin saja Anda mengalami penyakit celiac. Penyakitceliac merupakan penyakit gangguan pencernaan yang bisa merusak usus halus dan mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan.

Penderita penyakit ini tidak bisa mentoleransi gluten, sejenis protein yang terdapat pada gandum atau terigu, gandum hitam dan jelai. Gluten ini biasanya sering ditemukan pada berbagai jenis makanan. Selain itu juga ada pada obat-obatan, vitamin
dan pelembab bibir.

Penyakit pencernaan ini, bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Biasanya ditandai dengan sering diare dan penurunan berat badan yang ekstrim. Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas. Penelitian terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Belanda menemukan cara penyembuhan yang cukup sederhana. Anda hanya perlu menambah asupan suplemen vitamin B. Tentu saja dengan arahan dari dokter.

Menurut dr. Muhammed Hadithi dari VU Medical Center, Amsterdam, beserta teman-temannya, penyakit celiac meningkatkan risiko kekurangan folat dan vitamin B12. Kekurangan kedua kandungan ini akan mengakibatkan produksi homocysteine, sejenis asam amino, yang berlebihan. Kelebihan jenis asam amino ini akan menyebabkan penyakit pembuluh darah.

Dalam studinya yang dipublikasikan di the World Journal of Gastroenterology, mereka meneliti dampak suplemen vitamin B6, folat dan vitamin B12 (dengan diet bebas gluten) terhadap kadar homocysteine. Mereka melibatkan 51 orang dewasa penderita
penyakit celiac dan 50 orang dewasa sehat yang berperan sebagai kelompok pengontrol. Pasien celiac berusia rata-rata 56 tahun dan 40% diantaranya laki-laki.

Sebanyak 25 pasien (49%) menggunakan suplemen vitamin B. Dosis harian untuk vitamin B6 sebanyak 1-6 miligram, folat sebanyak 100-400 mikrogram, dan vitamin B12 sebanyak 0.5-18 mikrogram.

Sebagaimana diharapkan, pasien celiac yang mengkonsumsi suplemen vitamin B secara signifikan mempunyai kadar vitamin B6, folat dan vitamin B12 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien celiac yang tidak menggunakan suplemen vitamin B serta
orang sehat dalam kelompok pengontrol.

Selain itu, pasien celiac yang menggunakan suplemen vitamin B juga mempunyai kadar homocysteine total yang lebih rendah (7.1 µmol/L) dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan suplemen (11.0 µmol/L) dan kelompok sehat pengontrol (9.7 µmol/L).

Suplemen vitamin B, terang mereka, bisa menormalkan status B6, folat dan B12 serta kadar homocysteine total. Walaupun keuntungan dalam menurunkan kadar homocysteine masih diperdebatkan, para peneliti mengingatkan untuk menghindari penggunaan suplemen vitamin B dalam jangka waktu yang lama."Pasien celiac harus melakukan monitoring rutin dan melakukan pengobatan standar dengan penggunaan suplemen vitamin B dosis sedang," tegas mereka.

Pentingnya Vitamin C untuk Elastisitas Kulit

Meski terkenal sebagai vitamin yang mampu memberikan energi tambahan untuk tubuh, ternyata vitamin C memiliki nilai tambah. Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air dan dikenal dengan nama lain asam askorbat.

Manfaatnya yang lain adalah membantu penyerapan zat besi, sebagai antioksidan, meningkatkan pembuangan feses, dan mencegah gusi berdarah. Penelitian di Massachusetts Technology Institute menyebutkan bahwa vitamin C juga berfungsi menangkal racun penyebab kanker di dalam tubuh kita.

Sumber terbaik vitamin C banyak didapat dari buah-buahan berwarna kuning atau yang rasanya asam. Misalnya, jeruk, tomat, arbei, strawberry. Juga ada di dalam sayur-sayuran seperti asparagus dan kol. Sumber hewaninya adalah susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.

Asupan yang dianjurkan tergantung gaya hidup yang kita lakukan sehari-hari. Contohnya, seorang perokok memerlukan asupan vitamin ini lebih banyak dari yang bukan perokok. Pasalnya, kandungan racun di dalam rokok dapat menurunkan kadar vitamin C di dalam darah sebanyak 25 persen. Secara umum, asupan yang dianjurkan aadlah 75-2.000 mg per hari, sesuai kebutuhan. Segenggam buah blueberry segar mengandung kurang lebih 30 mg vitamin C.

Namun, wanita yang sedang hamil tidak boleh mengasup vitamin C lebih dari 5.000 mg per hari. Jika dikonsumsi berlebihan, janin bisa ketergantungan vitamin C. Informasi ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oregon Health & Science University.

- 13 Agustus 2009


Sumber :

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=44756:-pentingnya-vitamin-c-untuk-elastisitas-kulit&catid=28:kesehatan&Itemid=48

17 September 2009

Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atomnitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.

Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.

Berikut adalah senyawa-senyawa yang tergolong vitamin alami.


Sumber :
17 September 2009

Vitamin F ??

Vitamin F ?? sangat jarang kita mendengar kata ini. Yang sering kita dengar adalah vitamin B dan vitamin C. Namun demikian ternyata vitamin F memiliki manfaat yang tak kalah besar dibandingkan dengan vitamin lainnya lho! Apa sebenarnya Vitamin F ini ??

Dari bahan bacaan yang saya tahu, Vitamin F terdiri dari dua jenis asam lemak yaitu asam linoleat (Linoleic acid/LA) dan asam alfa-linoleat (Alpha-linoleic acid/LNA). Kedua vitamin ini diperlukan tubuh selama masa pertumbuhan, menjaga kesehatan membran sel, mengefektifkan sistem kekebalan tubuh, dan menyeimbangkan sistem hormoral. Selain itu vitamin F juga bisa menjaga kecantikan kulit, kuku, dan rambut.

Vitamin F banyak terkandung di dalam biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), kacang-kacangan (walnut, almond, pecan), dan padi-padian (havermut, beras merah, sereal), terutama yang tidak terlalu banyak mengalami proses pengolahan secara kimia.
Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat.

Sumber :
Karmini
17 September 2009

ISPA dan Vitamin A

Di Indonesia, Jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sangat tinggi dan selalu menempati urutan teratas dari 10 penyakit terbanyak. Kematian balita akibat penyakit ISPA juga berada pada peringkat teratas. Salah satu solusi pengobatan ISPA ini adalah konsumsi Vitamin A. Pada artikel ini akan dibahas tentang pengaruh Vitamin A terhadap kesembuhan ISPA.

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi pustaka. Teori yang digunakan adalah pendapat Almatsier (2006) bahwa Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang datang secara mendadak serta menimbulkan kegawatan atau kematian. ISPA akan semakin berbahaya jika diderita oleh anak-anak. Selama bertahun-tahun ISPA merupakan masalah kesehatan anak dan penyumbang terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006). Jumlah tiap tahunnya kejadian ISPA di Indonesia 150.000 kasus atau seorang balita meninggal tiap 5 menitnya. Penelitian Myrnawati juga menemukan bahwa 20-30% kematian balita disebabkan oleh ISPA.

Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan rikcetsia. Penularannya melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui udara pernapasan. Gejala umumnya adalah batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Depkes RI, 2006). Salah satu faktor yang mempengaruhi ISPA adalah defisiensi Vitamin A.

Vitamin A adalah zat gizi yang penting dan tidak dapat disintesa tubuh sehingga perlu di penuhi dari luar melalui makanan atau tablet. Vitamin A esensial untuk kesehatan dan kelangsungan hidup karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi (Almatsier, 2006). Pada keadaan menderita ISPA, suplai Vitamin A dalam hati cepat terkuras. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan pada jaringan epitel paru-paru sehingga mudah mengalami keratinisasi. Keadaan ini lah yang mudah dimasuki oleh kuman penyebab ISPA. Untuk mengembalikannya ke kondisi normal maka perlu konsumsi zat gizi terutama Vitamin A.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa suplai Vitamin A dapat menurunkan 23% angka kmatian akibat ISPA (Agus, 2000). Perbedaan kematian antara anak yang kekurangan dengan yang tidak kekurangan Vitamin A kurang lebih sebesar 30% (Almatsier, 2006).

ISPA merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang jumlah kejadiannya cukup tinggi di Indonesia terutama pada Balita. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA adalah defisiensi Vitamin A. Menurut berbagai penelitian suplementasi Vitamin A merupakan solusi kesembuhan ISPA karena salah satu khasiat Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti ISPA.

Oleh karena itu, diharapkan pada orang tua yang memiliki Balita untuk terus menjaga asupan gizi balitanya terutama asupan Vitamin A yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan balitanya.

Kepustakaan
Said, M. 2006. Pneumonia Penyebab Utama Mortalitas Anak Balita. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI
Myrnawati. 2003. Penelitian Kualitas Tatalaksana Kasus ISPA. Jakarta: Disertasi IKM
Depkes RI. 2006. Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi. Jakarta: Depkes RI
Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakrta: PT Gramedia Pustaka Utama
Agus, Z. 2000. Vitamin-Vitamin Untuk Tumbuh dalam http://www.indomedia.com diakses 12 agustus 2007

Konsumsi Vitamin C Berlebihan

Suplemen vitamin C begitu mudah kita peroleh. Tersedia dari kaki lima sampai apotik kelas besar. Selain itu harganya sangat terjangkau. Dosis yang tersedia pun beragam, dari 50 mg, 500 mg, sampai 1000 mg per tablet.

Kemudahan ini tentunya dapat memicu konsumsi vitamin C berlebihan. Apakah ini berbahaya?

Vitamin C (disebut juga asam askorbat) merupakan vitamin yang dapat larut dalam air. Fungsinya adalah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Selain itu, vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat besi.

Vitamin C tidak diproduksi atau disimpan oleh tubuh, oleh karena itu harus didatangkan dari luar melalui makanan. Biasanya, beberapa butir jeruk atau secangkir jus jeruk atau jus strawberry cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C dalam sehari.

Jika konsumsi vitamin C berlebih, akan segera dikeluarkan melalui urin. Dalam kadar yang tidak terlalu besar, kelebihan vitamin C tidak berbahaya. Lain halnya jika konsumsi vitamin C sangat berlebihan. Pada keadaan seperti ini dapat timbul mual, muntah, diare, batu ginjal, dan peradangan dinding lambung (gastritis).

- 9 Januari 2009


Sumber :

Paisal

http://www.wartamedika.com/2009/01/konsumsi-vitamin-c-berlebihan.html

17 September 2009

Cegah Osteoporosis dengan Vitamin D

Banyak ahli kesehatan sepakat bahwa konsumsi vitamin D per hari harus lebih dari 2000 IU.

Perlu diketahui bahwa kekurangan vitamin D dalam tubuh bisa menyebabkan osteoporosis. Apalagi di masa-masa rentan saat usia anda mencapai 50 tahun.

Oleh karenanya National Osteoporosis Foundation merekomendasikan bahwa orang dewasa yang usianya mencapai 50 atau di bawah 50 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin D harian sebanyak 400-800 IU (International Unit).

Sementara untuk anda yang berusia di atas 50 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin D sebanyak 800-1000 IU per harinya.

Namun, saat ini banyak ahli kesehatan sepakat bahwa konsumsi vitamin D per hari harus lebih dari 2000 IU, sebab hal ini sangat penting untuk memerangi penyakit.

Mau tahu dari mana saja kita bisa memperoleh kandungan vitamin D agar tercegah dari osteoporosis?

1.Anda bisa mengkonsumsi ikan berminyak seperti salmon, sebab dalam ikan salmon mengandung vitamin D sebanyak 360 IU. Bisa juga ditambah dengan Sardines (250 IU) dan Cakalang (200 IU)

2.Bisa juga anda mencari vitamin D dalam susu, air jeruk, dan jus buah (100 IU), susu kedelai (120 IU), butter substitutes (80 IU), dan beberapa sereal dan yogurt.

3.Suplemen juga bisa kita konsumsi untuk menambah pasokan vitamin D untuk tubuh kita, sebab dalam suplemen rata-rata mengandung 400 IU vitamin D per hari. Bahkan ada juga suplemen kalsium yang mengandung vitamin D sebanyak 1000 IU per kapsulnya.

4.Menikmati sinar matahari adalah cara mudah memperoleh pasokan vitamin D. Para ahli kesehatan mengatakan, hanya 5-10 menit saja anda berjemur di bawah terik sinar matahari pagi sudah cukup mendapatkan vitamin D untuk tubuh.

Jadi tunggu apalagi, segera cegah penyakit osteoporosis sejak dini.
- 31 Mei 2009

Sumber :
Finalia Kodrati, Lutfi Dwi Puji Astuti
17 September 2009

Tidak Rasional, Asupan Vitamin C Saat Radang Tenggorokan

Kita sering dibombardir dengan iklan aneka ragam produk vitamin. Yang paling banyak adalah vitamin C. Seolah-olah dengan mengonsumsi vitamin C maka semua penyakit akan beres dengan sendirinya.

Publik kerap salah kaprah bahwa vitamin C bahkan bisa membuat kita kebal terhadap bermacam penyakit. Anggapan keliru itu sekrap membuat orang mengonsumsi vitamin C secara berlebihan padahal manfaatnya belum pasti didapat.

Tidak Rasional

Contohnya saja anggapan bahwa sakit radang tenggorokan bisa disembuhkan dengan vitamin C. Sebuah riset terbaru membuktikan bahwa vitamin C sama sekali tidak memberi pengaruh apapun pada kasus radang tenggorokan.

Sebuah review di Cochrane bertajuk Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold kembali menegaskan bahwa penggunaan vitamin C tidaklah rasional dalam kondisi sakit tertentu.
Penyakit common cold yang dikenal juga dengan radang tenggorokan atau infeksi saluran pernapasan bagian atas (kode J00 menurut ICD-10, 460 menurut ICD-9-CM; kode klasifikasi penyakit secara internasional). Penyakit ini sering ditandai dengan keluhan meriang, nyeri menelan, sakit kepala, pusing, pilek, batuk, tidak enak badan,dan e. Keluhan sering disebabkan oleh virus dan umumnya dapat sembuh sendiri. Tidak perlu antibiotika. Cukup istirahat dan tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan dan minum yang bergizi.
Vitamin C yang dikenal juga dengan sebutan asam askorbat, walaupun tetap kontroversi, mungkin masih sering digunakan sebagai suplementasi untuk mencegah dan mengobati radang tenggorokan. Penelitian di Cochrane ini menegaskan bahwa suplementasi vitamin C tidak menunjukkan penurunan kejadian radang tenggorokan, baik pada lamanya sakit maupun tingkat keparahan.

Jadi dosis tinggi untuk pencegahan dan pengobatan yang mungkin masih rutin dianjurkan itu tidak rasional jika diterapkan pada komunitas umum. Tapi mungkin masih bermanfaat bagi pelaku aktivitas fisik yang berat.
Nah, sekarang jangan terlalu banyak menenggak vitamin C di saat terkena radang tenggorokan. Nanti justru terkena radang “kantong kering” akibat uangnya dihabiskan membeli vitamin C.

- 30 Juli 2007


Sumber :

Dani Iswara

http://netsains.com/2007/07/tidak-rasional-asupan-vitamin-c-saat-radang-tenggorokan/

17 September 2009

Vitamin E dan Antiinflamasi untuk Penyakit Alzheimer

Pengobatan dengan vitamin E dan antiinflmasi ternyata bisa memberikan manfaat jangka panjang dalam menunda kemunduran pasien penyakit Alzheimer. Dr. Alireza Atri, peneliti dari Massachusetts General Hospital (MGH), seperti dikutip Reuters Health, melakukan penelitian tentang manfaat vitamin E dan antiinflamasi pasien dimensia yang hanya menggunkan cholinesterase inhibitor. Hasil pertemuan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Geriatrics Society di Chicago.

Ada 540 pasien yang diteliti mereka adalah pasien demensia yang berobat di MGH Unit Gangguan Memori. Semua pasien mendapat standar perawatan dengan inhibitor cholinesterase yakni donezepil, rivastigmine, galantamine.

Selama studi sebanyak 280 pasien mendapat vitamin E non anti inflamasi, sebanyak 49 pasien mendapat anti inflmasi tanpa vitamin E. dan sebanyak 117 orang mendapat terapi keduanya dan sisanya sebanyak 116 orang tidak mendapat vitamin E dan anti inflamasi. Dosis harian ditingkatkan mulai dari 200 – 2000 UI. Umumnya para pasien mengambil dosis tinggi yang berkisar 800 – 1000 unit dua kali sehari.

Setiap pasien diharuskan menjalani tes kognisi dan kemampuan fungsi harian yang dievaluasi tiap 6 bulan. Setelah rata-rata 2,1 tahun ternyata penurunan fungsi kognitif pada pasien yang mendapat vitamin E lebih lambat. Manfaat vitamin E tidak sekaligus terlihat tetapi secara berangsur-angsur dan terus mengalami kenaikan seiring waktu. Konsumsi antiinflamsi juga memperlihatkan gejala serupa.

Sumber :

Majalah Farmacia Edisi Juni 2009 , Halaman: 13, dalam :

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=1279

17 September 2009

Vitamin D untuk Berpikir Lebih Cepat

Selain punya peran cukup vital dalam mempertahankan kepadatan tulang agar kuat dan tidak gampang osteoporosis, vitamin D ternyata juga punya pengaruh terhadap kecepatan berpikir kita, terutama laki-laki. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry.

Studi kesehatan ini meneliti lebih dari 3100 laki-laki berusia 40 tahun ke atas di 8 kota di eropa, yaitu Florence, Leuven, Lodz, Poland; Malmo,Manchester,Santiago de Compostela, Szeged, Hungary, dan Tartu.

Para peneliti ini mengambil sampel darah seluruh kaum adam tersebut untuk mengetahui kadar vitamin D dalam darah. Lalu para patisipan diharuskan melakukan 3 tes untuk menguji kecepatan berpikir, yaitu visual memory, pengenalan visual dan kecepatan dalam memproses informasi visual.

Hasilnya cukup mengejutkan, mereka dengan kadar vitamin D dalam darah yang rendah ternyata memiliki skor buruk dalam tes pengenalan visual dan proses informasi visual.

Salah satu peneliti David Lee, PhD, MPH dari England’s University of Manchester mengatakan bahwa hasil penelitian ini mungkin berhubungan dengan kondisi geografis karena saat paling baik bagi tubuh kita dalam memproduksi vitamin D adalah saat terpapar sinar matahari sedang, mereka yang tinggal ditempat dengan sedikit sinar matahari memproduksi lebih sedikit vitamin D yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian ini.

Hmm.. Bersyukurlah kita yang berada di negara dengan sinar matahari berlimpah ini, tapi meskipun kita kaya akan sinar matahari kenapa kalo mikir masih lemot ya?

- 6 Mei 2009


Sumber :

Dzulfikar Zacky

http://www.juraganmedis.com/vitamin-d-untuk-berpikir-lebih-cepat.html

17 September 2009


Kurang Vitamin D, Sulit Konsentrasi

VITAMIN D tidak hanya berfungsi untuk memperkuat tulang manusia. Vitamin tersebut ternyata berkaitan dengan aktivitas berpikir atau melemahnya kemampuan kognitif. Khususnya, pada pria paro baya. Berdasar penelitian terbaru, rendahnya vitamin D dalam tubuh bisa membuat seorang yang sudah lanjut usia sulit berkonsentrasi. Namun, kemungkinan apakah pemberian suplemen vitamin D bisa membantu untuk mengatasi masalah itu belum diketahui.

Sumber yang mengandung vitamin D, antara lain, minyak ikan, susu, telur, keju, dan sinar matahari. Vitamin D merupakan salah satu vitamin larut lemak yang mempunyai sifat sebagai vitamin dan hormon untuk penyerapan serta penggunaan kalsium dan fosfor.

Dalam studi, subjek penelitian adalah 3.133 pria dewasa dengan usia 50-79 tahun. Mereka terdaftar di Europe Male Aging Study (EMAS). Rata-rata tingkat hydroxyvitamin D-25 (bentuk tidak aktif dari vitamin D yang digunakan untuk mengukur tingkat vitamin) adalah 63 nanomoles per liter. Tingkat 90-140 nanomoles per liter biasanya dianggap optimal.

Terbukti, mereka yang asupan vitamin D-nya rendah memiliki kemampuan kognitif lebih buruk daripada pria dengan asupan vitamin D yang baik. "Meski perbedaannya tidak besar, hal itu sangat memengaruhi daya ingat manula," kata salah seorang peneliti Dr David M. Lee dari University of Manchester, Inggris, yang dilansir Reuters.

Jika tingkat vitamin D pada tubuh rendah, demikian pula kemampuan kognitif. Analisis lebih lanjut menunjukkan, hubungan itu terjadi pada sebagian besar laki-laki yang berusia lebih dari 60 dengan tingkat vitamin D di bawah 35 nanomoles per liter. Para peneliti memuat temuan mereka dalam Journal Neurology, Neurosurgery, dan Psychiatry.

"Jadi, jangan anggap remeh mereka yang kekurangan vitamin D," tandasnya. (dio/ayi)

Vitamin C Terfavorit

Menghadapi musim pancaroba, solusi paling mudah sekaligus favorit adalah dengan mengonsumsi vitamin C. Mengapa?

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews, melibatkan 11.000 subjek yang mengonsumsi 200 mg atau lebih vitamin C setiap hari. Ternyata pada mereka yang sering mengalami stress fisik (seperti atlet marathon, anggota militer pekerja lapangan, dan mereka yang tingkat kesibukannya tinggi) vitamin c menurunkan risiko terjangkit penyakit akibat menurunya daya tahan tubuh.

Dengan mengonsumsi vitamin C sesuai dosis yang dianjurkan setiap hari, kemungkinan terjangkit penyakit akibat menurunya daya tahan tubuh berkurang hingga 50 persen.

Selain vitamin C, ada mineral lain, yakni zinc, yang dipercaya bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Zinc sama pentingnya dengan mineral lain yang dibutuhkan tubuh. Zink membantu pertumbuhan dan meningkatkan imunitas.

Tanpa zink, ratusan enzim dalam tubuh tidak berfungsi. Dapat dibayangkan apa yang terjadi jika pasukan enzim mogok missal.

Riset membuktikan, orang yang mengalami defisiensi zinc, sistem imunitas (kekebalan) tubuhnya menurun, sehingga mudah terserang penyakit (SDmith, 1988). Zinc terdapat pada tiram, daging, unggas, biji-bijian, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, produk susu. Sayang, tak banyak orang yang mampu memenuhi asupan zinc dari makanan harian, sehingga supplementasi diperlukan.

Bahan alami yang dapat memperkuat daya tahan tubuh adalah Echinacea, yang memiliki berbagai manfaat antara lain meningkatkan sistem imun untuk melawan infeksi, mencegah dan mengobati influenza, masuk angina, bronchitis, dan lain-lain.

Echinacea juga meningkatkan sisitem imun nonspesifik dengan mengaktifkan interferon, fagositosit, aktivitas respiratorik sel, mengaktifkan limfosit melalui pelepasan tumor nekrosis factor, interleukin-1, dan interferon beta-2

Riset membuktikan, Echinacea efektif mencegah dan mengobati penyakit.


Sumber :

Tabloid Gaya Hidup Sehat, No. 483/24-30 oktober 2008, dalam :

http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6&Itemid=2

17 September 2009

Sejuta manfaat vitamin A

Buat yang pengin tau soal Vitamin A adalah vitamin yang dapat dipecahkan lemak dengan empat fungsi utama pada tubuh:

  • Vitamin A membantu sel bereproduksi secara normal, sebuah proses yang disebut diferensiasi. Sel-sel yang tidak berdiferensiasi dengan seharusnya bisa berubah menjadi pra-kanker.
  • Vitamin A diperlukan untuk penglihatan. Vitamin A menjaga kesehatan sel pada berbagai macam struktur mata dan diperlukan untuk transfer cahaya menjadi tanda-tanda syaraf di retina.
  • Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan normal dan pengembangan embrio dan janin, memengaruhi gen yang menentukan rangkaian perkembangan organ-organ pada perkembangan embrio.
  • Vitamin A diperlukan untuk fungsi reproduksi normal, dengan pengaruh pada fungsi dan pembentukan sperma, indung telur dan plasenta.

Untuk beberapa orang, bentuk-bentuk vitamin A suplemen yang dapat dipecahkan oleh air tampaknya dapat diserap lebih baik daripada vitamin A yang dipecahkan oleh lemak.

Hati, produk-produk yang terbuat dari susu, dan minyak hati ikan cod merupakan sumber vitamin A. Vitamin A juga terdapat dalam bentuk suplemen. Vitamin A biasanya digunakan dalam hubungannya dengan beberapa kondisi di bawah ini:

  • PRIMER: anemia (jika kekurangan vitamin A), penyakit-penyakit yang menimpa anak-anak, cystic fibrosis, infeksi, leukoplakia, cacar air/campak (jika kekurangan vitamin A), rabun ayam.
  • SEKUNDER: Bronkitis, celiac disease (hanya jika kekurangan vitamin A), serangan jantung, fungsi imun tubuh, anemia karena kekurangan zat besi, cacar air/campak (untuk kasus-kasus yang berat), menorrhagia (menstruasi yang berat), peptic ulcer (maag akut), retinitis pigmentosa (penyakit mata turunan yang menyerang retina), sprainsand strains (luka pada jaringan lunak khususnya ligamen, tendon, dan persendian), penyembuhan luka.
  • LAINNYA: jerawat, pendukung pelepasan dari ketergantungan alkohol, konjungtivitis/blepharitis, penyakit crohn (penyakit di usus besar), Diabetic retinopathy (kombinasikan dengan selenium, vitamin C, dan vitamin E), diare, radang lambung, gondong, pendukung HIV, hipotiroid, kanker paru-paru, pap smear (abnormal), kesehatan pra- dan pasca-operasi, premenstruasi syndrome, retinopathy (penyakit yang berhubungan dengan retina, kombinasikan dengan selenium, vitamin C, dan vitamin E), sickle cell anemia, infeksi saluran kencing, vaginitis.

Siapa yang mungkin bisa kekurangan vitamin A?

* Orang yang membatasi konsumsi mereka akan hati, produk-produk yang berasal dari susu, dan sayur-sayuran yang mengandung beta-karoten, dapat mengalami kekurangan vitamin A.
* Bayi yang berat badannya saat lahir sangat rendah (2,2 pounds atau 0,99 kg atau kurang) memiliki resiko yang tinggi lahir dengan kekurangan vitamin A, dan suntikan vitamin A diberikan kepada bayi-bayi ini telah dilaporkan dapat mengurangi resiko sakit paru-paru.

Tanda-tanda awal kekurangan vitamin A :

* Lemahnya penglihatan pada malam hari.
* Kulit kering
* Meningkatnya risiko infeksi, dan metaplasia (kondisi pra-kanker).
* Kekurangan vitamin A yang parah, yang dapat menyebabkan kebutaan, secara ekstrim jarang terjadi di lingkungan barat.

Kekurangan vitamin A yang parah yang jarang terjadi, biasanya terjadi karena kondisi-kondisi yang bermacam-macam, yang menyebabkab mal-absorpsi. Dilaporkan pula tingginya peristiwa kekurangan vitamin A pada orang yang terinfeksi HIV.

Orang dengan hipotiroid memiliki kemampuan yang lemah untuk mengubah beta-karoten menjadi vitamin A. Untuk alasan ini, beberapa dokter menyarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin A, jika mereka tidak mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang seharusnya pada pola makan mereka.

Orang yang sudah sangat tua dengan diabetes tipe-2 menunjukkan penurunan vitamin A pada darahnya yang secara signifikan karena faktor usia, terlepas dari konsumsi vitamin A pada pola makannya.

- 11 September 2008

sumber :

vitaminworld.com, dalam :

http://masenchipz.com/sejuta-manfaat-vitamin

17 September 2009

Vitamin D Turunkan Risiko Kanker Payudara

Kadar vitamin D yang tinggi dalam darah dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker payudara sebanyak 50%. Vitamin D terbukti memiliki kecenderungan sebagai antikanker.

Penelitian Dr. Pamela Goodwin dari Rumah Sakit Mount Sinai, Toronto, Kanada, menyimpulkan bahwa pasien dengan kanker payudara yang memiliki kadar vitamin D rendah dalam tubuhnya dapat dengan cepat meninggal.

Selain itu, kanker payudara juga lebih mudah menyebar pada pasien kurang vitamin D dibandingkan dengan pasien yang cukup nutrisi. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa vitamin D atau vitamin cahaya matahari mempunyai kecenderungan antikanker.

Vitamin D dibentuk oleh kulit kita dari cahaya matahari. Namun terlalu lama terpapar sinar matahari dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.

Para dokter percaya bahwa kulit yang terkena cahaya matahari selama 15 menit dalam beberapa hari selama seminggu tanpa tabir surya dapat memberikan keuntungan pada kesehatan.

Selain sinar matahari, vitamin D juga dapat ditemukan pada ikan salmon, tuna, dan minyak ikan lainnya. Vitamin D juga secara rutin ditambahkan dalam susu. Namun kadar nutrisi yang masuk ke dalam darah sangat sedikit bila melalui makanan.

Kadar vitamin D yang tinggi dalam darah dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker payudara sebanyak 50%. Namun sangat sedikit wanita yang memiliki kadar vitamin D tinggi dalam tubuhnya.

Kadar vitamin D yang tinggi dalam darah memerlukan konsumsi 1.000 international unit (IU) vitamin D sehari dan kebanyakan wanita di Amerika hanya dapat sebanyak 320 IU.

Dalam penelitian diketemukan hanya 24% wanita yang diteliti mempunyai kadar vitamin D yang cukup pada saat pertama kali mereka didiagnosis terkena kanker payudara. Sisanya, kira-kira hampir dua kalinya, mempunyai kadar vitamin D yang rendah saat pertama kali terkena kanker payudara atau menyebar setelah 10 tahun. Sementara itu, lebih dari 73% cenderung meninggal akibat penyakit tersebut.

"Angka di atas menggambarkan perbedaan yang sangat besar dan baru kali ini vitamin D dihubungkan dengan kanker payudara," kata Dr Pamela Goodwin seperti dikutip dari situs WebMd.

Walaupun demikian, orang-orang sebaiknya tidak langsung mengonsumsi suplemen vitamin D secara berlebihan. Para ahli belum sepakat mengenai berapa kadar vitamin D yang dibutuhkan dalam tubuh.

Bila berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan. Sulit untuk memberikan rekomendasi yang tepat, sebab setiap individu memiliki kadar basal yang berbeda-beda, yang juga dipengaruhi oleh sinar matahari, jenis kulit, dan waktu.

Dokter menyarankan bagi penderita kanker payudara untuk memeriksakan kadar vitamin D dalam darah, untuk melihat terdapat kekurangan atau tidak.

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Diperkirakan pada tahun ini terdapat 184.450 kasus kanker payudara dan 40.930 kematian dari penyakit ini di AS. [L1]

- 11 September 2009


Sumber :

Liana Garcia

http://inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/09/11/154477/vitamin-d-turunkan-risiko-kanker-payudara/

17 September 2009

Anak Kurang Vitamin D, Game Disalahkan

Game bukan satu-dua kali saja dijadikan kambing hitam masalah pada anak-anak. Hal yang paling baru adalah masalah kekurangan vitamin D di kalangan anak-anak AS
(Amerika Serikat), game juga disalahkan.

Game disebut-sebut dalam sebuah studi yang diterbitkan jurnal Pediatrics di Amerika Serikat. Seperti dikutip detikINET dari GamePolitics, Rabu (5/8/2009)
bermain video game dan menonton televisi berlebihan ikut menimbulkan kasus kurangnya vitamin D.

Kekurangan vitamin D disebut lebih banyak terjadi pada anak-anak tertentu. Ini termasuk anak yang menghabiskan lebih dari empat jam per hari untuk menonton TV, bermain game atau menggunakan komputer.

Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan masalah pada tulang, jantung, diabetes dan kondisi lainnya. Diperkirakan 70 persen dari penduduk AS usia 1-21 tahun
kekurangan Vitamin D.

Selain dengan meminum susu, Vitamin D bisa ditingkatkan dengan banyak menghabiskan waktu di bawah sinar matahari langsung pada jam-jam tertentu. ( wsh / ash )

Vitamin C 1000 mg

Akhir-akhir ini banyak sekali produk vitamin C 1000 mg yang konon dapat berfungsi sebagai antioksidan. Nah, bagaimana dengan vitamin E yang katanya juga dapat berfungsi sebagai antioksidan? Orangtua saya yang baru saja divonis menderita jantung koroner selalu rajin mengonsumsi vitamin C 1000 mg. pertanyaan kedua yang ingin saya tanyakan, apakah vitamin C 1000 mg itu benar-benar berfungsi untuk penyembuhan penyakit jantung koroner? Terima kasih.

Talitha-Yogyakarta

Dear Talitha,

Vitamin C memiliki peran dalam metabolisme kolesterol dengan meningkatkan laju pembuangan kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu (produk akhir kolesterol), meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang ‘baik’), dan sebagai pencahar (meningkatkan pembuangan kotoran). Dengan demikian vitamin C akan menurunkan penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol. Vitamin C berperan menjaga keseimbangan kolesterol dan trigliserida (keduanya adalah suatu jenis lemak dalam tubuh), sehingga jika kadar keduanya meningkat, vitamin C dapat menurunkan kadarnya. Sayang, hal ini hanya berlaku pada orang dengan kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi. Di samping itu, vitamin C sangat penting untuk sintesis kolagen yang merupakan serabut kuat penyusun otot, kulit, termasuk juga pembuluh darah. Jadi, jelas bahwa kekurangan vitamin C akan melemahkan struktur pembuluh darah, jantung, dan otot jantung. Lebih jauh, kekurangan vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel pada dinding pembuluh darah arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis.

Mitos tentang tubuh hanya dapat menyimpan vitamin C dalam jumlah sedikit, sehingga konsumsi vitamin C dosis tinggi (misalnya 1000 mg ) hanya sia-sia, rasanya kurang tepat. Vitamin C disimpan dan dimanfaatkan tubuh secara fluktuasi (naik-turun), tergantung berapa banyak yang tubuh perlukan dan hal ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan tubuh seseorang. Seyogyanya, untuk kesehatan vitamin C dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Umumnya, konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan diare. Ini terjadi karena ada kelebihan vitamin C yang tidak diserap tubuh sehingga menuju usus halus. Selanjutnya, vitamin C yang terlarut di dalam usus halus akan menarik air di sekitar sel. Akibatnya, kotoran yang keluar jenuh oleh air (lembek) dan inilah yang disebut diare.

Sedangkan vitamin E, sebagai antioksidan yaitu dengan mencegah terjadinya oksidasi. Ketika dalam tubuh terbentuk kolesterol ‘jahat’ (LDL) akibat pola konsumsi makan yang buruk, LDL akan menembus dinding arteri dan menyumbat pembuluh darah setelah mengalami oksidasi. Hasil oksidasinya berupa radikal bebas. Jika oksidasi dicegah, LDL tidak akan mampu menembus arteri dan tidak akan membentuk plak yang dapat menyumbat arteri sehingga terjadi jantung koroner. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika vitamin E dikatakan sebagai antioksidan yang mampu menghambat resiko munculnya penyakit jantung koroner. [Ita-dari berbagai sumber]

- 11 Februari 2009

Sumber :

http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vitamin-c-1000mg/

17 September 2009